Saturday, July 24, 2010

Kasus AFI (Akademi Fantasi Indosiar) tragis!!



Saya dapat dari milis almamater saya, sumbernya juga bilang dari millist tetangga, jadi ya ceritanya dari mana dan sumbernya juga diragukan, hehe (parah). dan saya juga cuma kopi paste (hehe makin parah). tapi saya pikir ini penting, jadi saya post saja. siapa tau ada yang belum baca, karena saya pikir ini penting (lho). buat yg udah baca ya maaf, sama buat yang nulis, sapa aja lah. minta izin….

Dua hari yang lalu gw ketemu dengan salah seorang AFI (Akademi Fantasi

Indosiar). Selain lepas kangen (he..he) gw juga dapat cerita seru dari

kehidupan mereka.

Di balik image mereka yang gemerlap saat manggung atau ketika nongol di

teve, kehidupan artis AFI sangat memprihatinkan.

Banyak di antara mereka yang hidup terlilit utang ratusan juta rupiah.

Pasalnya, orang tua mereka ngutang ke sana-sini buat menggenjot sms

putera-puteri

mereka. Bisa dipastikan tidak ada satu pun kemenangan AFI itu yang

berasal dari pilihan publik. Kemenangan mereka ditentukan seberapa besar

orang tua mereka anggup menghabiskan uang untuk sms. Orang tua Alfin dan

Bojes abis 1 M. Namun mereka orang kaya, biarin aja.

Yang kasian mah, yang kaga punya duit. Fibri (AFI 005) yang tereliminasi

di minggu-minggu awal kini punya utang 250 juta. Dia sekarang hidup di

sebuah kos sederhana di depan Indosiar. Kosnya emang sedikit mahal RP

500..000. Namun itu dipilih karena pertimbangan hemat ongkos transportasi.

Kos itu sederhana (masih bagusan kos gw gitu loh), bahkan kamar mandi pun

di luar. Makannya sekali sehari.

Makan dua kali sehari sudah mewah buat Fibri. Kaga ada dugem dan

kehidupan glamor, lha makan aja susah.

Ada banyak yang seperti Fibri. Sebut saja intan, Nana, Yuke, Eki, dll.

Mereka teikat kontrak ekslusif dengan manajemen Indosiar. Jadi, kaga bisa

cari job di luar Indosiar. Bayaran di Indonesiar sangat kecil. Lagian

pembagian job manggung sangat tidak adil. Beberapa artis AFI seperti Jovita

dan Pasya kebanjiran job, sementara yang lain kaga dapat/jarang dapat job.

Maklum artisnya sudah kebanyakan. Makanya buat makan aja mereka susah.

Temen gw malah sering dijadiin tempat buat minjem duit. Minjemnya bahkan

cuma Rp 100.000. Buat makan gitu loh. Mereka ga berani minjem banyak karena

takut ga bisa bayar.

Ini benar-benar proyek yang tidak manusiawi. Para orang tua dan anak

Indonesia dijanjikan ketenaran dan kekayaan lewat sebuah ajang adu bakat di

televisi.

Mereka dikontrak ekslusif selama dua tahun oleh Indosiar. Namun tidak ada

jaminan hidup sama sekali.

Mereka hanya dibayar kalo ada manggung. Itu pun kecil sekali, dan tidak

menentu. Buruh pabrik yang gajinya Rp 900.000 jauh lebih sejahtera daripada

mereka.

Nah acara ini dan acara sejenis masih banyak, Pildacil juga begitu.

Kasian orang tua dan anak yang rela antre berjam-jam untuk sebuah penipuan

seperti ini.

Seorang anak pernah menangis tersedu-sedu saat tidak lolos dalam audisi

AFI. Padahal dia beruntung. Kalau dia sampai masuk, bisa dibayangkan betapa

dia akan

membuat orang tuanya punya utang yang melilit pinggang, yang tidak akan

terbayar sampai kontraknya habis.

mungkin ada yang tertarik buat ngangkat cerita itu ke media anda? Gw

punya nomer kontak mereka. Gaya hidup mereka yang kontras dengan image

publik kayanya menarik untuk diangkat. Ini juga penting agar anak-anak dan

orang tua di Indonesia kaga tertipu lebih banyak lagi.

(tulis lagi) Saya dapat dari milis almamater saya, sumbernya juga bilang dari millist tetangga, jadi ya ceritanya dari mana dan sumbernya juga diragukan, hehe (parah). dan saya juga cuma kopi paste (hehe makin parah). tapi saya pikir ini penting, jadi saya post saja. siapa tau ada yang belum baca, karena saya pikir ini penting (lho). buat yg udah baca ya maaf, sama buat yang nulis, sapa aja lah. minta izin….

0 komentar:

Post a Comment